Ini Sosok Makhluk Misterius yang Bau dan Berbulu Versi BKSDA Agam
AGAM, iNews.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam, Sumatera Barat (Sumbar) menemukan bekas cakaran dan jejak di lokasi penampakan makhluk misterius berbulu lebat dan berbau. BKSDA menduga makhluk itu adalah beruang madu.
"Berdasarkan hasil identikasi Resor KSDA Agam beberapa waktu lalu, diduga mahkluk itu adalah jenis satwa beruang madu (helarctos malayanus) yang sedang melintas," kata Kepala BKSDA Agam, Ade Saputra, Senin (7/8/2021).
Ade menambahkan, sebelumnya untuk mengetahui jenis makhluk tersebut, BKSDA memasang kamera di sekitar lokasi.
"Kami memasang kamera sebanyak tiga unit di lokasi kemunculan makhluk tersebut," katanya.
Ade menambahkan, tujuan pemasangan kamera untuk mendapatkan gambaran visual makhluk yang sudah menghebohkan warga Nagari Ampek Koto Palembayan itu.
Meski sudah dipasang kamera trap di tiga titik namun makhluk misterius belum tertangkap kamera atau bisa dilihat secara visual.
"Gambar visualnya belum ditemukan, tapi kita menemukan jejaknya dan cakaran pada batang pohon," katanya.
Kamera itu, kata dia, akan terus dipasang hingga sepekan ke depan.
"Rencananya semingga lagi kita akan cek kamera yang dipasang, meski sudah dikasih tahu sama masyarakat tapi masyarakat tetap meyakini itu bukan beruang," katanya.
Kamera penjabak atau kamera trap tersebut di pasang di Gantiang Jorong Pasa Palambayan, kamera kedua dan ketiga dipasang di Lakuak Jorong Palembayan Tangah, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan.
Untuk diketahui, warga Jorong Pasa Palambayan, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar digegerkan dengan munculnya makhluk misterius berbulu hitam lebat dan berbau busuk.
Warga menduga, sosok itu merupakan makhluk halus.
Warga Palembayan bernama Syofian (55) mengatakan, dirinya sudah dua kali bertemu dengan makhluk misterius itu. saat melihat ternak sapi di belakang rumahnya pada malam hari.
"Saya bertemu dengan makhluk itu dalam jarak lima meter dan langsung menghilang sekitar 30 meter dari lokasi ditemukan," katanya.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto