Intip Rumah Sederhana Tempat Lahir Mohammad Natsir, Pahlawan Nasional dari Solok
Semenjak kejadian itu, berpisahlah keluarga Idris (orang tua Buya M Natsir) dan keluarga Kamal (kakek Tuti). Keluarga Idris kembali ke kampung halaman mereka di Maninjau, sementara keluarga Kamal mengungsi ke daerah pegunungan di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti karena tempat tersebut belum diketahui penjajah Belanda kala itu.
Sesampai di Alahan Panjang setelah pulang dari tempat pengungsian sekitar tiga hingga empat bulan lamanya, keluarga Kamal menemukan rumah tempat kelahiran M Natsir tersebut habis dibakar penjajah Belanda.
"Rumah sebelumnya sudah dibakar penjajah Belanda. Setelah kemerdekaan rumah ini kembali dibangun, persis seperti aslinya untuk mengenang sejarah," kata Tuti.
Sampai saat ini, Tuti bersama keluarganya terus berupaya membangun dan melestarikan rumah bersejarah peninggalan kakeknya. Di mana rumah itu merupakan tempat kelahiran Buya M Natsir yang saat ini telah diangkat sebagai pahlawan nasional.
Selain itu, Tuti juga mengatakan dia pernah bertemu Buya M Natsir sekitar tahun 1970-an. Menurutnya Buya merupakan sosok yang sangat sederhana, cerdas dan rendah hati.
"Bahkan saat M Natsir diangkat menjadi menteri pun rumah dan pakaiannya tampak sederhana, namun tetap menghargai keluarga kami yang berkunjung ke rumahnya, meskipun tamu beliau sangat ramai waktu itu," ujarnya.
Kendati merupakan rumah milik pribadinya, Tuti tidak membatasi siapa pun yang hendak berkunjung ke rumah bersejarah itu.
Bahkan sebelum dipasangkan papan nama rumah kelahiran M Natsir oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) sudah banyak yang berkunjung, baik dari dalam maupun luar negeri hanya sekadar mengenang sejarah kelahiran M Natsir.
"Sekarang sudah dipasangkan papan petunjuk sebagai rumah kelahiran Bapak M Natsir oleh Dewan Dakwah sehingga memudahkan siapa pun yang berkunjung ke sini," kata Tuti Murniati.
Catatan sejarah
Sebagai salah satu pahlawan nasional, cukup beragam catatan sejarah yang dapat direkam dari Mohammad Nastir. Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 6 Februari 1993) merupakan seorang ulama, politikus dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dia merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi dan tokoh Islam terkemuka Indonesia.
Editor: Donald Karouw