get app
inews
Aa Text
Read Next : Atasi Cuaca Ekstrem Pascabencana, BMKG Lakukan Rekayasa Cuaca di Sumbar

Masyarakat Minangkabau, Penganut Matrilineal Terbesar di Dunia

Selasa, 20 Desember 2022 - 13:37:00 WIB
Masyarakat Minangkabau, Penganut Matrilineal Terbesar di Dunia
Masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, dikenal sebagai masyarakat yang paling banyak menerapkan sistem kekerabatan Matrilineal. (Antara/Etri Saputra)

PADANG, iNews.id - Masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar) dikenal sebagai masyarakat yang paling banyak menerapkan sistem kekerabatan Matrilineal.

Matrilineal merupakan sistem kekerabatan berdasarkan dengan keturunan garis ibu. Sehingga, anak perempuan dapat mewarisi nama atau marga dari keluarga besarnya.

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (20/12/2022) para ahli sepakat awal perkembangan Matrilineal di masyarakat Minangkabau sudah ada sejak 2.000 sebelum masehi (MS).

Matrilineal ini dimulai dari nenek moyang hingga generasi yang baru saja lahir. Anak-anak di masyarakata Minangkabau tidak akan menggunakan suku dari pihak ayah.

Hal ini menjadi alasan kenapa kelahiran seorang anak perempuan di suku Minangkabau sangat disambut baik, sebab kelak anak perempuan akan menjadi penerus garis keturunan sukunya.

Konon, nenek moyang suku Minangkabau terdiri dari sekelompok manusia yang telah mendiami daerah selingkar (Bukit Barisan) gunung Merapi.

Masyarakat Minangkabau menganut adat Matrilineal yang sampai kini dikatakan ‘adat yang tak lapuk kena hujan dan yang tak lekang kena panas’.

Diperkuat dengan Ajaran Islam

Perkembangnya dan masuknya ajaran Islam menjadi salah satu alasan bertahannya adat matrilinial di Minangkabau. Pasalnya, agama Islam tidak menentang seorang pria memuliakan kaum perempuan atau ibu.

Bahkan dalam ajaran Islam, Rasullullah memerintahkan seorang anak untuk menghormati ibu.

Saat itu, seseorang datang kepada Rasululullah saw dan bertanya kepada siapa dirinya harus berbakti.

"Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah saw pun menjawab, "Ibumu!". "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah saw menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu" Orang tersebut masih bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah saw pun menjawab, "Kemudian ayahmu" (H.R. Bukhari no.5971 dan Muslim no. 2548).

Sementara itu, dalam menganut sistem matrilineal, adat di Minangkabau tidak mendukung terjadinya perkawinan antarsuku.

Masyarakat Minangkabau mengkhawatirkan terjadinya kerusakan garis kesukuan apabila terjadi perkawinan antara dua orang yang berasal dari suku yang sama.

Bagi yang melanggar ketentuan ini umumnya akan mendapatkan sanksi sosial, seperti dikucilkan dari masyarakat.

Berkaitan dengan pernikahan eksogami, tak jarang laki-lakilah yang diberikan mahar. Posisi laki-laki dengan kondisi demikian membuat mereka disebut sebagai orang jemputan.

Saat sudah menikah, laki-laki akan menjadi tamu karena mereka tinggal di rumah keluarga istrinya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut