Tak Terdampak Pandemi, Penjualan Batu Bata di Agam Tetap Laris Manis
Senada dengan Arman, perajin batu bata lainnya, Pendi mengatakan, batu bata yang dia produksi dipasarkan di Kecamatan Lubukbasung, Ampeknagari, Tanjungraya dan lainnya.
"Biasanya batu bata ini langsung dibeli ke lokasi pembuatan batu bata oleh pembeli," katanya.
Pendi setiap bulan mampu membuat 15.000 buah batu bata. Proses pembuatan batu bata itu mulai dari pengolahan tanah, mencetak dan menjemur.
Setelah itu dilakukan proses pembakaran selama empat hari empat malam.
"Proses pembakaran batu bata menggunakan api yang besar, agar batu bata matang dengan baik," katanya.
Untuk biaya produksi, kata Pendi, menelan biaya sekitar Rp6 juta sampai Rp7 juta. Dana itu digunakan untuk membeli tanah, upah mengolah tanah, upah mencetak, beli kayu bakar dan lainnya.
"Penjualan batu bata Rp600 per buah atau Rp9 juta setiap bulannya," kata Pendi.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto