Tradisi Pacu Jawi, Berawal dari Bajak Sawah hingga Jadi Lomba Adu Cepat Sapi
Ternyata cara itu berhasil. Keberhasilan Tantejo Gurhano tersebar ke lingkungan sekitar dan daerah lain, sehingga masyarakat mengikuti metode yang digunakan oleh Tantejo dalam membajak sawah. Jadi, pacu jawi berasal dari upaya para petani pada zaman dulu untuk menemukan cara membajak sawah.
Sementara itu, untuk acara Pacu Jawi, sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter.
Di belakang sapi berdiri seorang joki yang memegang kedua sapi. Meski namanya mengandung arti balapan, tapi ternyata sapi-sapi hanya dilepas sepasang tanpa lawan tanding.
Nantinya, setiap pasang sapi berlari secara bergiliran, sementara penonton menilai sapi-sapi tersebut. Penilaian ini berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus serta beriringan.
Selain itu ditandai dengan besarnya lumpur yang berterbangan. Nantinya, sapi pemenang akan menjadi sapi unggulan. Bahkan harganya melambung tinggi melebihi harga pasaran.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto