Cerita Rakyat Malin Kundang, Legenda Fenomenal dari Sumatera Barat
Malin meminta izin kepada ibunya untuk pergi merantau. Tujuannya tak lain ingin memperbaiki kehidupannya serta ibunya.
Namun, sang ibu tidak mengizinkannya. Dia khawatir dengan kondisi Malin jika merantau ke negeri seberang. Dia bahkan menyarankan agar Malin tetap menemaninya di kampung.
Meski begitu, Malin tetap ngotot agar dirinya diizinkan untuk merantau dan ikut kapal yang bersandar tersebut. Dia berpikir hanya ini kesempatan satu-satunya agar bisa memperbaiki hidupnya.
Ibunya yang sudah tak bisa berkata-kata , akhirnya pun menyetujui permintaan Malin. Ibunya pun berpesan, agar ia berhati-hati di jalan dan lekas kembali ke kampung halaman.
Hari demi hari terus berlalu. Mande Rubayah selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya, dan juga berdoa agar anaknya segera kembali ke pangkuannya.
Tak henti-hentinya ia memandang luasnya samudera , baik pagi dan sore hari tak luput dari pandangannya. Ia selalu berharap ada kapal yang datang dan membawa anaknya pulang.
Sudah bertahun-tahun, tak ada kabar berita, pesan, ataupun titipan yang diberikan Malin pada sang ibunda. Ibunda yang tak pernah lelah mendoakan untuk kebaikan anaknya, selalu berpikir positif, Malin kelak akan kembali padanya.
Hingga suatu ketika, nahkoda yang membawa Malin dahulu membawa berita bahagia padanya. Dia memberitahu bahwa Malin telah menikah dengan seorang putri cantik anak dari bangsawan.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto