Kisah Muswar Iwan, Binaragawan asal Sumbar Peraih Hattrick Medali Emas di Ajang PON
Demi mempertebal otot, Iwan fokus pada program diet seharga Rp4,2 juta per hari di luar biaya suplemen yang dia sebut berkisar Rp20 jutaan sebulan.
Biaya itu termasuk beli buah, tagihan katering makan harian serta multivitamin.
"Berbicara kebutuhan binaraga, mungkin orang bilang 'no money no muscle' memang benar, kita mau besar cuma makan karbo mana bisa," katanya.
Usaha gym yang terbengkalai imbas Covid-19 pun dia manfaatkan sebagai tempat berlatih menambah massa otot. Hampir seluruh harinya dia habiskan di gym.
Sesi latihan dimulai dengan berjemur di bawah matahari mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, lalu dilanjut dengan menu makanan diet saat jam istirahat.
"Sore sampai malam yang saya lakukan hanya latihan, makan dan tidur. Saya tidak pikirkan yang lainnya," katanya.
Singkat cerita, 15 hari sebelum keberangkatan menuju Bumi Cenderawasih, dia pun didera kehabisan dana.
Postingan menggadai mobil di media sosial memancing rasa prihatin dari sejumlah kolega. Berkat peran mereka, tiket penerbangan yang dia sebut tiga kali lebih mahal pun bisa didapat berikut biaya hidup selama bertandang ke Papua.
Hingga hari yang dinantikan pun tiba. Pria dengan kuncir rambut mirip kesatria berpedang samurai itu tampil di babak final kelas 75 kg menantang otot dari Taat Pribadi (Jawa Tengah), Albar Azmi (Jawa Timur), Sentius Logo (Papua) dan Abdul Manan.
Pada kontes binaraga yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura, Senin (4/10) malam, Iwan Samuray berhak atas medali emas ketiganya sejak PON Riau XVIII tahun 2012 lalu.
Iwan kini bernapas lega. Impitan utang senilai Rp1,7 miliar akhirnya bisa dia tebus meski harus melalui tantangan yang tidak mudah.
Editor: Donald Karouw